REFINA SEPTYANTI .S
Refina atau yang biasa di panggil Rere ini adalah teman sewaktu aku masih duduk di bangku sekolah dasar. Dulu aku tak begitu mengenalnya, walaupun kami sekelas bahkan sebangku, tapi yang ku ingat dia merupakan sosok gadis ceria yang memiliki paras wajah yang cantik dan imut.Semenjak lulus dari sekolah dasar aku tak pernah mengetahui kabar tentang dirinya lagi. Namun siapa yang menyangka, bahwa lagi-lagi tanpa di sengaja, saat aku mencari nama nya melalui salah satu jejaring sosial, ketemu lah dia Refina teman sebangku saat di sekolah dasar.
Senang tentunya, namun hanya sebatas penasaran saja, entah siapa yang memulai hingga akhirnya aku mendapatkan nomer hp nya. Perbincangan sekedar basa-basi pun terjadi, yah sangat membosankan, mungkin karena tidak banyak hal yang bisa di bicarakan hingga akhirnya aku hanya selewat saja mengetahui tentang keadaannya saat itu.
Perbincangan antara aku dan dia pun terjadi lagi disaat waktu ke lulusan smp tiba, yah tentu menanyakan sekolah yang akan menjadi tujuan kami selanjutnya.
sempat kecewa mengetahui bahwa sekolah yang kita tuju itu berbeda. Akan tetapi entah takdir atau lagi-lagi sebuah ketidak sengajaan, saat aku sedang berada di rumah saudara, aku mendapatkan sebuah pesan singkat dari dia. Dia menanyakan kembali tentang sekolah yang aku tuju, di saat itu pula rasa bahagia yang tiada tanding memenuhi perasaan ku. "Aku juga daftar ke sekolah itu!" yap!!! Loncat kegirangan, mendengar nya. (Akhirnya bisa satu sekolah lagi dengan dia).
Hal yang tak pernah ku duga sebelumnya, serasa berada di alam mimpi bisa satu sekolah lagi dengan teman sewaktu masih di sekolah dasar.
Bingung tentunya, takut salah dalam bersikap merupakan alasan yang mungkin tidak di masuk akal untuk aku menyikapi pertemuan pertama ku dengan dia. Hingga akhirnya aku lebih memilih untuk mengabaikan, aku tidak tahu apa yang ada di pikiran ku saat itu "Ayolah memang ini kan yang aku harapkan? Tapi mengapa aku harus mengabaikan sapaannya? Ah sangat bodoh sekali aku!" Rasa takut menghantuiku, berkali-kali ku beranikan diri untuk meminta maaf walau hanya melalui sebuah pesan singkat.
Karena perasaan itu tak kunjung hilang, ku niatkan diri untuk meminta maaf secara langsung kepadanya esok hari.
Pagi hari rasa deg-degan karena takut tidak di maafkan selalu menemaniku selama aku mencari dia di sekolah. Hingga akhirnya aku bertemu dengannya dan meminta maaf secara langsung.
Yap! di terima dan di maafkan, namun mulai dari situ aku takut untuk menyapanya apa lagi untuk akrab dengannya seperti saat di sd dahulu. "Tak seindah yang di bayangkan!"
Saat penentuan kelas tiba, sudah tak terpikirkan oleh ku siapa yang akan menjadi teman sekelasku. Tapi ternyata lagi-lagi Tuhan berkehendak lain. "Hah? Sekelas? Demi apa?" Syok! Senang! Takut! Itu yang ku rasakan saat aku mengetahui bahwa dia menjadi teman sekelasku.
Selama masa orientasi siswa berlangsung ya sewajarnya orang yang baru kenal saja, hanya sebatas itu!
Pada akhirnya aku memberanikan diri untuk menawarkan kepadanya agar menjadi teman sebangku ku saat pembelajaran sudah di mulai nanti dan dia pun menerima tawaran itu.
Hingga kini kami berteman bahkan menjadi akrab, entahlah yang pasti akan ada banyak masalah yang menimpa kami, namun aku berjanji tak sekalipun aku akan membuatnya menjauh bahkan menjadi musuhku. Sebisa mungkin aku akan mempertahankan pertemanan ini.
Refina, sosok yang menjadi penyemangatku di sekolah.
Cantik, baik, lucu, pintar.
Jujur saja rasa tenang dan nyaman selalu tercipta di saat aku berada di dekatnya.
Rasa sejuk terasa jika ku melihat senyum dan tawa nya.
Entahlah setiap kali dia membuatku merasa kecewa atau kesal, tak sedikitpun ada perasaan marah kepadanya. (Pasti aku akan menangis, tak tenang, dan takut jika dia marah padaku).
Di saat ia sakit, terkulai lemas. Jujur aku berkata, bahwa deg2an, khawatir, dan takut lah yang selalu aku rasakan. Sebisa mungkin aku memberikan perhatian untuk dia. Karena aku sangat sayang kepadanya.
I love you my best friend, Refina Septyanti .S :*
0 komentar:
Posting Komentar