Jumat, 29 Juni 2012

Aku Pergi!



karya : Rahmaviany Elvansa (Elvhanesh)



            Sania seorang gadis yang berkuliah di salah satu universitas negri di Jakarta. Dia cantik semampai, orangnya lemah lembut dan mudah bersosialisasi. Suatu hari dia sedang mengerjakan tugas yang di berikan oleh salah satu dosennya di daerah Bogor, Jawa Barat. Kebetulan dia mengerjakan tugasnya tidak sendiri tetapi bersama 5 orang lainnya.

            Perjalanan yang panjang membuatnya merasa sangat lelah, dan dia langsung menuju kamar yang sudah di siapkan untuk dia dan 1 temannya. Dengan rasa lelah dia langsung merebahkan tubuhnya di kasur dan langsung memasuki alam mimpi. Dan dia pun terbangun saat pagi hari. “wah udara disini sejuk sekali membuat tubuhku ingin mengarungi sejuknya pagi ini” ujar Sania menikmati sejuknya udara di pagi hari ini. Tiba-tiba salah satu temannya mengajak dia untuk lari pagi disekitar daerah yang ia diami saat ini, panggil saja Dika. Dika adalah orang yang jenius di tempat ia kuliah, tidak terlalu tampan namun manis.”ayok, aku sudah tidak sabar nih ingin lebih menikmati udara yang di temani oleh kabut pagi ini” jawab Sania dengan penuh semangat.Sania langsung bergegas mencuci mukanya dan menggosok gigi katanya sih biar lebih fresh. Sania pun sudah siap untuk berkeliling desa ini. Suasana pun menjadi lebih indah karena perjalanan mereka tidak lupus dari canda dan tawa. “ternyata kamu orangnya asik juga yah” ujar Sania sambil menghembuskan nafasnya secara perlahan di atas bukit. “hehe kamu juga kok, asik banget orangnya” jawab Dika yang sedang duduk di atas rerumputan hijau yang berembun. Sedang asik-asiknya bersenda gurau tiba-tiba rasa lapar pun menghampiri mereka, dan akhirnya Dika mengajak Sania untuk menikmati bubur ayam yang ada di sekitar bukit. Hamparan rumput yang hijau membentang luas menyelimuti bukit ini, Sania dan teman-teman sangat merasa beruntung bisa menikmati suasana pegunungan karena suasana ini sudah tidak bisa mereka temukan di Jakarta. Sania dan Dika pun menghabisi bubur ayam mereka dengan lahapnya, dan saat perut sudah terasa penuh mereka langsung kembali ke penginapan untuk mengerjakan tugas mereka. Kali ini mereka akan melakukan penelitian di kebun strawberry. Sania dan teman-temannya pun mampu mengerjakan tugas mereka yang cukup berat itu dengan semangat yang berkoar, mungkin karena didukung oleh suasana pegunungan yang masih asri.
“wah indah banget pemandangan dari atas sini” teriak salah seorang teman Sania ketika mereka sampai di perkebunan strawberry. Dan teriakkannya itu pun membuat teman-temannya termasuk Dika dan Sania penasaran. Keindahan pemandangan dari perkebunan ini pun tidak di sia-siakan oleh mereka. Merekapun mengabadikannya dalam sebuah foto yang di ambil melalui digital yang di bawa oleh Sania. Menyadari tugas nya sudah menunggu mereka terpaksa harus mengakhiri kegiatannya, entah mengapa selama mengerjakan tugas hari ini Sania dan Dika terlihat sangat akrab mereka selalu berjalan berdampingan dan melepas canda tawa bersama.
“ngeliat kamu di perkebunan strawberry ini membuat pandanganku terkecoh, karena kamu sama indahnya dengan perkebunan ini” ujar nya singkat sambil tersenyum.
“haha bisa aja, kalau aku juga terkecoh, karena kamu sama indahnya dengan ulat-ulat yang menggrogoti daun-daun itu.” Kali ini Sania menjawabnya dengan candaan.
Seusai melakukan penelitian di perkebunan ini, Sania dan yang lainnya langsung kembali ke penginapan. Saat di penginapan Dika melihat Sania menangis, saat bertanya ternyata Sania sedang ada masalah dengan pacarnya yang super nyebelin itu, sontak Dika terkejut karena dia kira Sania belum mempunyai kekasih, tapi ternyata? Hal ini membuat Dika pun menjadi murung. Akhirnya Dika mendengarkan cerita dari Sania, setelah mendengar cerita tersebut Dika kembali bersemangat karena ia berfikir kalau ia masih ada kesempatan untuk mendekat Sania walaupun Sania masih memiliki perasaan terhadap pacarnya, namun dengan kondisi pacarnya yang kurang perhatian dan hanya bisa marah-marah itu lah yang membuat Dika merasa ada jalan untuk menembus hati Sania. Semenjak itu Dika menjadi lebih perhatian kepada Sania, dan mereka pun menjadi semakin akrab.
“yah sayang banget yah kita harus pulang, padahal enak banget disini.” Sania merasa kecewa karena hanya menginap selama 2 hari di sana. Sebelum kembali ke Jakarta Sania dan yang lainnya mampir untuk membeli makanan dan barang-barang khas Jawa Barat.

            Saat di perjalanan pulang Dika dan Sania duduk berdekatan, yah mereka terlihat seperti sepasang kekasih yang baru saja merajut tali cinta mereka. Kekecewaan Sania berhasil tertutupi oleh lelucon-lelucon dari Dika.
“Dika, kenapa kamu belum punya pacar? Padahal kamu kan baik banget, lucu lagi haha” Sania bertanya di iringi oleh suara khas nya ketika tertawa. Dika sejenak membisu, (aku rasa aku mulai suka sama kamu San, andai kamu tahu itu) batin Dika berbicara. “tapi terkadang hidup itu terasa lebih indah ketika kita tidak memiliki pacar, ya itu lah hal yang kurasakan saat ini, aku merasa lebih bahagia ketika aku merasa sendirian tanpa si pacar” Sania langsung menghentikan tawanya. “tapi, perasaan itu akan muncul ketika kita belum menemukan seseorang yang pas dengan hati kita” saut Dika. “yah mungkin kamu benar Dika, segala sesuatu itu akan terasa menyenangkan ketika kita berada atau bersama dengan orang yang mampu membuat kita bahagia dan nyaman. Tapi bagaimana pun juga dia adalah pacarku” ujar Sania yang selalu bersabar akan kelakuan sang pacar yang selalu saja bersikap kasar kepadanya. Dika yang mendengar pernyataan itu semakin terasa sakit batinnya. Tiba-tiba suasana menjadi hening Dika tidak memiliki semangat untuk melanjutkan obrolan mereka.

            3 jam kemudian mereka semua sampai di Jakarta dan langsung kembali ketempat mereka tinggal. Sania hanya tersenyum kepada Dika dan tidak berani berkata apapun karena Sania di jemput oleh sang kekasih, tetapi Sania memberi isyarat kepada Dika untuk mengiriminya sms malam nanti. Sikap dingin yang selalu di tunjukan sang pacar membuat Sania bete.
“kamu kenapa sih? Gak seneng aku pulang? Nanya-nanya tentang perjalanan aku dong atau apa gitu” ujar Sania yang kesal akan sikap sang kekasih. “penting?” jawab sang kekasih santai.
“kamu itu gimana sih? Aku itu pacar kamu! Kasih dong aku perhatian walaupun hanya sedikit, aku hanya merasakan perhatian dari kamu saat pertama kita jadian dan itu pun sudah 2 tahun yang lalu!!!” Sania kesal dan membentak sang kekasih. “BERISIKKK!!!!” sang kekasih sangat murka dan lebih membentak Sania sambil melotot. “kamu jahat dre, kamu benar-benar jahat” Sania mengeluarkan air matanya.
PLAKK!!!! Sang kekasih menampar Sania dengan sangat keras hingga membuat bekas di pipinya.
“LU TUH BERISIK BANGET SIH!!!!!” sifat aslinya keluar lagi, dan membuat Sania muak.
Tak ada obrolan lagi, hal yang di bayangkan oleh Sania ternyata berbeda. Dia mengharapkan kalau pacarnya akan menyambut kedatangannya dengan senyuman manis tetapi semua berbalik.
Sesampainya di rumah Sania ia langsung masuk ke dalam rumahnya tanpa meninggalkan sepatah kata pun untuk pacarnya. Derai air mata membasahi pipinya, saat Sania membuka hp nya ternyata ada pesan dari Dika yang mampu membuatnya tersenyum.
“hello princess, aku menepati janji ku kan untuk mengirimi mu sms? Hehehe.” Itulah sms pertama dari Dika dan Sania pun membalas pesannya. Mereka terus saling mengirim pesan hingga larut malam dan membuat Sania tidur nyenyak. Kedekatan mereka sudah bagaikan sepasang kekasih, setiap pulang kuliah ataupun sedang tidak ada kuliah mereka selalu pergi bersama, hingga suatu hari hujan turun dengan sangat lebat membuat mereka terpaksa untuk menghentikan perjalanannya dan berteduh di sebuah saung dekat rumah makan sahabatnya Sania. “dingin banget yah kalau sedang hujan seperti ini” ujar Sania yang merasa kedinginan. Dika yang melihat tubuh Sania menggigil langsung melepas kemeja yang ia kenakan dan memberikannya kepada Sania untuk menghangatkan tubuhnya. Suasana menjadi sangat romantic saat itu, suasana sore hari terpancar di hadapan mereka walaupun sedikit tertutup oleh awan hitam. Matahari pun mulai menampakkan dirinya kembali segera Dika mengantar Sania kembali ke rumahnya. “Sania maafkan aku, bukan maksud ku untuk bertindak bodoh seperti tadi” Dika menyesal karena telah berlaku tidak sopan kepada Sania akan tetapi Sania tidak marah ia hanya tersenyum manis kepada Dika. Dan Sania pun langsung masuk kedalam rumahnya.

            Sudah hampir satu minggu Sania tidak terlihat, hal ini membuat Dika cemas.
Tok tok tok.
Terdengar suara ketukan pintu di rumah Dika, Dika pun bergegas membuka pintu rumahnya tanpa ia sangka yang datang adalah Sania.
“Sania? Kenapa kamu bawa koper?” jawab Dika bingung tapi ia merasa senang karena ia bisa melihat Sania kembali.
“aku nginep di rumah kamu yah, nanti aku tidur sama adek kamu aja. Aku males di rumah, soalnya lagi sepi dan Andre pacarku sedang pergi ke luar kota.
“oh yasudah kita bicarakan dulu dengan ibuku” Dika menyambut kedatangan Sania dengan sangat ramah, begitu juga dengan keluarga Dika yang sudah mengenal Sania dan sangat menyukai Sania karena ia sosok perempuan yang baik,pintar dan lemah lembut.
“aduh maaf yah tante saya jadi merepotkan seperti ini.” Ujar Sania yang merasa tidak enak karena telah di izinkan untuk menginap di rumah Dika bersama keluarganya. Adik Dika yang mendambakan sosok kakak perempuan lebih merasa senang karena akhirnya Sania bisa menginap di rumahnya dan bisa sekamar dengannya. Sania benar-benar di perlakukan seperti tuan putri.
“Dika orang tua kamu dan adik kamu baik-baik yah, coba saja keluarga aku seperti keluargamu pasti aku lebih bahagia” ujar Sania sambil memberi makan ikan.
“haha makanya kamu nikah sama akum nanti kamu bisa memiliki keluarga seperti aku” jawab Dika bercanda tetapi serius. Sania merasakan perasaan yang berbeda ketika ia dekat dengan Dika, dia merasa nyaman. Ya dia menyadari bahwa dia menyukai Dika, begitu juga dengan Dika yang sudah terlebih dahulu menyukai Sania. Hingga suatu pagi Dika mendapati Sania sedang membereskan baju-baju nya, dia sangat bingung karena untuk apa Sania membereskan bajunya dan memasukkannya kedalam koper? Padahal masih ada 2 hari lagi Sania menginap disini.
“Sania kamu mau kemana? Kok beres-beres?”
“ini aku mau pulang, Andre menghubungi ku semalam bahwa ia akan pulang siang nanti jadi aku harus segera kembali kerumah, kalau ia tahu aku tidak ada di rumah bisa di bunuh aku” ujar Sania santai. Ternyata Dika merasa kesal ia tidak terima kalau Sania harus hidup di bawah bayang-bayang sang pacar yang sangat kasar itu. “kamu tidak boleh pergi” Dika mencoba menahan kepergian Sania. “nanti aku kesini lagi kok kalau pacarku sudah pergi” Sania tetap santai dan tidak ada pikiran yang macam-macam kepada Dika.
“KAMU TUH HARUS BISA MELAWAN DIA. KAMU TUH HARUSNYA MENGERTI PERASAAN AKU. AKU TUH SUKA SAMA KAMU. AKU GAK MAU KAMU TERSAKITI OLEHNYA!!!!” Dika membentak Sania karena merasa kesal, Dika merasa kalau Sania tidak merespone perasaannya selama ini. Sania pun menyeret kopernya dan pergi akan tetapi kepergiannya itu terhalang.
PLAAKKK!!!!!
“KAMU HARUS DISINI!” Dika menampar Sania dengan sangat keras dan menggenggam tangan Sania dengan sangat erat hingga membuat Sania merasa kesakitan. Sania tersenyum manis seakan-akan dia tidak merasakan hal yang baru saja ia alami. “lepasin aku, aku harus pergi” Dika yang saat itu merasa kalut dan hatinya di tutupi oleh emosi merasa sangat bersalah karena telah menampar orang yang sangat ia cintai, Dika tak bisa menaham Sania lagi ia hanya bisa menatap kepergian Sania begitu saja.
2 hari kemudian ada seseorang yang mendatangi rumah Dika, ternyata seorang pria yang berperawakan tinggi besar sesuai dengan cirri-ciri yang Sania sebutkan, yah dia adalah Andre pacar Sania. “lu tuh bego! Lu tuh bodoh! Lu menyakiti cewek yang mencintai lu!” hanya itu yang Andre katakan dan langsung memberikan selembar kertas dari Sania untuk Dika.
“Bahagia itu lah yang kurasakan saat aku bertemu denganmu, kamu mampu membuat aku merasa sangat sempurna, kamu mampu membuat aku melupakan masalah yang aku hadapi. Aku berniat untuk meninggalkan Andre dan memilih kamu. Tapi mungkin kamu tidak menginginkan kehadiranku. Maaf sebelumnya bukannya aku tidak ingin merespon perasaan mu tapi aku butuh waktu yang tepat untuk memutuskan Andre. Sekarang aku tinggal bersama pamanku di Jepang dan akan melanjutkan kuliah ku disana. 2 hari lalu itu adalah hari terakhir kita bertemu terimakasih yah atas tumpangannya dan salam untuk keluargamu terutama adikmu. Terimakasih AKU PERGI!”

Dika hanya bisa menyesali perbuatannya yang membuat Sania pergi meninggalkannya, dia merasa bahwa ia orang yang paling bodoh di dunia ini karena seharusnya dia bersyukur bisa mendekati Sania dan membuat Sania jatuh cinta kepadanya akan tetapi kesempatan itu ia buang begitu saja. Kini Dika menjalani hari-harinya seperti biasa seperti saat ia belum bertemu dengan Sania.


fb : vhinygreen@yahoo.com
twitter : @elvhanesh
blog : selvha.blogspot.com

1 komentar:

  1. BetMGM launches first casino app in Iowa - Kookoo
    BetMGM's first mobile sports betting app in Iowa. BetMGM's first 퍼스트 카지노 mobile sports betting dafabet app in Iowa. カジノ シークレット BetMGM's first mobile sports betting app in Iowa

    BalasHapus

Terimakasih atas kunjungannya ^_^

Labels

Social Icons

Sample Text

Followers

Featured Posts

Breaking News
Loading...
Quick Message
Press Esc to close
Copyright © 2013 My Secret Dreams All Right Reserved