Pulanglah Ayah!
Hujan begitu sibuk membasahi jalan. Pandanganku menyapu seluruh sudut halaman rumah dan memperhatikan bagaimana cara hujan bekerja untuk membuat suasana rumahku menjadi lebih sejuk Air hujan yang menghiasi jendela kamarku ini lah yang telah menemani aku di malam yang dingin ini."Hujan tolong temani aku menunggu kepulangan ayahku yah, aku kesepian disini, aku merasa dingin. Bisakah kau menghangatkanku?" Jemariku mengikuti tetes air hujan yang mengalir di jendela kamar.
1 jam 2 jam berlalu, tak nampak sedikitpun tanda akan kepulangan ayah, akan tetapi aku masih setia menunggu kepulangannya tapi rasa kantuk ini tidak bisa bersahabat lagi denganku hingga aku tertidur bersandarkan pada kusen jendela dan berharap esok pagi aku akan memeluk ayah.
Namun itu semua sirna! Ternyata ayah tak pulang, mengingkari janji untuk yang kesekian kalinya.
Tiba-tiba aku merasakan dingin pada sekujur tubuhku, Aku tak mampu bangun dari tidurku, pandanganku buram begitu saja, dan ku sadari mungkin ini lah saatnya. Ku raih kertas dan bolpoin yang terletak tidak jauh dari tempat ku bersandar, lalu ku tuliskan pesan singkat untuk ayahku dan berharap ia akan membacanya ketika pulang nanti.
"Ayah aku sangat merindukanmu, ayah aku selalu menanti akan kepulanganmu! Ayah aku tak peduli telah berapa lama kau meninggalkan ku dan ibu, tapi kini aku membutuhkanmu, pulanglah ayah, bantu aku! Bantu aku untuk merawat ibu, karena aku tahu aku tidak akan bisa menjaga ibu lagi, Penyakit ini telah mengiringku menuju sang pencipta. Ayah maafkan aku, mungkin ketika engkau pulang nanti aku tak bisa menyambutmu dengan senyuman dan pelukan hangat. Ayah aku titip ibu, tolong jaga ibu baik-baik, aku akan selalu menyayangi kalian sebagaimana kalian menyayangi aku. Pulang lah ayah agar ibu ada yang merawat dan menjaga lagi."
Air mata mengalir membasahi pipiku, aku begitu lemah dan seketika itu pula aku tertidur untuk selamanya.
0 komentar:
Posting Komentar